selamat datang di blog yg sederhana ini sobat

Jumat, 02 Maret 2012

Lanjutkan revolusi sepakbola nasional..!!!

Lanjutkan Revolusi..!!!
Kita memang dibantai
oleh Bahrain 10 gol
tanpa balas. Tapi bukan
itu yang akan saya
bahas. IPL sebagai liga
yang menuju
professional memang
belum sempurna, tapi
juga bukan itu yang
akan saya bahas.
Kepengurusan PSSI
pimpinan Johar Arifin
memang belum ideal,
tapi bukan itu pula yang
akan saya bahas. Tapi
ada yang lebih penting
dari itu semua –
menurut saya- yaitu
pentingnya revolusi
sepak bola Indonesia.
Mungkin hal ini akan
dibilang basi dan udah
banyak orang yang
pernah membahasnya,
tapi ibarat mantera,
jika diulang-ulang
mungkin akan manjur.
Kenapa saya memilih
kata revolusi dan
reformasi? Ada
beberapa alasan:
1. Saya tidak percaya
dengan reformasi.
Reformasi hanyalah
menata ulang
sedangkan fondasi dan
bangunannya tetap
sama. Itu tidak bisa
dilakukan terhadap
sepak bola Indonesia.
Harus ada perubahan
drastis menuju kejayaan
sepak bola Indonesia
walaupun hancur dahulu
pada awalnya, seperti
kata Bung Karno
“hancur lebur dan
bangkit kembali”.
Perubahan sistem bagi
sepak bola Indonesia
adalah mendesak bakan
lagi sekedar penting.
Sistem pembinaan usia
dini, kompetisi, dll harus
dibuat ulang seperti
yang sedang dilakukan
PSSI saat ini. Inilah
revolusi bung.
2. Saya nyaris tidak bisa
menemukan hal baik
dalam PSSI
kepengurusan NH yang
lalu kecuali besarnya
dukungan supporter dan
gegap-gempitanya
promosi yang dilakukan.
Selain itu tidak ada,
yang ada adalah timnas
dari level apapun tidak
pernah memberikan
gelar (runner up bukan
gelar), kompetisi amatir
(menggunakan APBD),
pengaturan skor,
kekerasan pemain dan
supporter, kualitas
pemain yang buruk
(tidak usah terlalu
mencari2 alasan, lihat
saja stamina pemain
timnas Indonesia di 20
menit terakhir setiap
pertandingan
internasional), dll. Maka
revolusi harus
dilakukan, dan hal-hal
di atas tidak bisa dan
tidak boleh
dipertahankan.
3. Status quo belum
habis. Ini menunjukkan
bahwa revolusi belum
selesai. Revolusi tidak
hanya menumbangkan
atau menurunkan NH
dari tampuk
kepemimpinan
sepakbola nasional,
tetapi harus benar-
benar “menghabisi”
sisa-sisa rezim lama. Ini
bukan balas dendam,
tapi itulah esensi dari
revolusi, karena sisa-
sisa rezim lama akan
tetap menjadi
pengkhianat revolusi
karena logikanya apa
mereka akan dengan
sukarela menyerahkan
kekuasaannya kepada
revoluioner sejati?
Jawabannya ada tidak.
Mereka akan mati-
matian dengan segala
cara untuk menjegal,
merongrong,
menghancurkan
kekuatan revoluioner
dan kembali ke tampuk
pimpinan sepakbola
nasional.
Maka dari itu, saya
hanya akan bilang
REVOLUSI HARUS
DILANJUTKAN!! Saya
masih tetap
menganggap bahwa
Johar Arifin adalah
pemimpin revolusi
sepakbola nasional.
Tidak sempurna
memang, sekali lagi
maka dari itu revolusi
harus dikawal, bukan
dengan hujatan tetapi
kritik yang membangun.
Sepakbola bukanlah
suatu hal yang berada
dalam ruang dan waktu
yang bebas nilai. Tidak
bisa dipungkiri
sepakbola menjadi
sesuatu yang politis,
apalagi jika
menyangkut perubahan
system. Dan bagi saya,
revolusi tidak
menyisakan tempat
bagi orang netral.
Revolusi hanya
menyisakan tempat
bagi kawan sebarisan
atau lawan di seberang
barisan. Dan saya
berdiri di antara
Kawan-kawan
pendukung revolusi
sepakbola nasional.
SALAM REVOLUSI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar